Kerja Part 1
saat ini aku sedang diposisi yang sulit. aku tidak tau tepatnya bagaimana, apakah ini benar-benar sulit atau hanya aku yang mempersulitnya. aku kesulitan berkomunikasi dengan salah satu teman kerjaku, doi orang yang irit bicara, sedangkan pekerjaan butuh untuk didiskusikan, bukan didiamkan.
aku sudah berusaha sebaik mungkin, mendekatinya, memberikan dia tempat nyaman untuk bercerita, menawarkan bantuan, semuanya. dari semua yang aku lakukan untuknya, dia hanya bergeming sebentar saja lalu kembali tidak mengatakan apa pun. Aku berpikir apakah aku membuat sebuah kesalahan?
dia bisa begitu berisik dengan teman-teman yang jarang dia temui dan keluarga yang selalu ia temui. tapi kenapa denganku sifatnya demikian? aku mulanya berpikir mungkin karna kami bertemu setiap hari, ini membuatnya jenuh atau memang semua ini karena ada masalah yang tidak benar-benar kami selesaikan?
kami berkomunikasi melalui whatsapp sedangkan jarak posisinya duduk hanya 3 kaki dari tempatku saat ini. ini sangat amat membuatku berpikir apakah sesulit itu?
beberapa kali aku menghibur diri, mungkin memang dia sedang tidak ingin bicara.
what ever, i don't really care.
tapi jujur saja ini menyulitkan sekali.
yang membuat aku mulai tidak peduli adalah pengakuannya mengenai betapa sulit pekerjaannya sehingga membuatnya sangat lelah, membuat dirinya terlihat yang paling kesulitan, merasa paling tersakiti, tapi kenyataan dilapangan berbeda. dia yang menyakiti yang lain.
aku tidak tau mau menceritakan ini kemana, ke siapa, ke atasan?
beliau hanya tau doi kesulitan karena salah satu teman yang dominan, tidak mengerikan jika bisa mengkondisikan keadaan, tapi beliau juga memandang si teman sebagai penindas.
jika aku mematahkan sterotipe itu, aku akan dicap sebagai sok paling tau, aku anak baru yang hanya tau baiknya saja, seolah aku benar-benar tidak bisa menilai orang lain.
akan aku biarkan mereka berpikir demikian.
mari menjauh dari keributan.
cukup selesaikan pekerjaan, kurangi interaksi.
Comments
Post a Comment