BERBAGI RASA : RUMAH



Aku mencoba melepaskanmu.
Perlahan agar tidak terlalu sakit untukku.
Nyatanya, kau melepaskan tanganmu lebih dulu.
Dan aku?
Hanya memandangimu.
Apa yang harus aku lakukan?
Mengejarmu yang terlanjur pergi.
Atau membiarkan bayangmu memudar bersama menghilangnya senja.  
Berlalumu bersama senja waktu itu.
Meruntuhkan semuanya.
Istana beserta prajuritnya.
Aku sebagai ratu di istanaku.
Hanya memandanginya tanpa bisa melakukan apa-apa.
Prajurit yang tertikam.
Menara yang hancur perlahan.
Runtuh.
Semuanya runtuh.
Lalu.
Apa aku bisa sembuh?
Apakah akan ada kesempatan lagi?
Untuk membangun istanaku kembali.
Mungkinkah?
Membangun sesuatu yang sudah hancur menjadi ribuan keping?
Ini jelas bukan salahmu.
Ini aku.
Jatuh cinta padamu.
Menjadi sakit paling disengaja.
Kata orang, mereka yang jatuh cinta itu korban.
Tapi aku tidak setuju.
Aku yang membuka pintu.
Dan kamu menungguiku.
Tepat didepan pintu.
Tanpa ada niat untuk masuk.
Sedangkan aku, sudah menyiapkan sesuatu disini.
Dan ketika kamu pergi.
Kepulan asap dari secangkir kopi juga ikut pergi.
Dingin.
Sangat dingin.
Terima kasih untukmu yang pernah singgah.
Membuatku belajar, tidak semua yang datang bisa kamu berikan suguhan.
Kopi untuk mereka yang singgah, dan hati untuk mereka yang berniat membangun rumah.
Rumah tangga.

Related Posts

Comments

Total Pageviews

Popular Posts