BERBAGI RASA : JATUH SENDIRIAN
Hatiku jatuh.
Menggelepar ditanah.
Dengan keadaan masih berdarah.
Ku kira kau akan menyambut itu.
Ternyata aku salah.
Aku menjatuhkannya sendirian.
Kau hanya memandanginya.
Iba.
Lalu mengelusnya sebentar, tanda
kau ikut prihatin dengan hatiku yang sekarat itu.
Kau tak berniat untuk mengambilnya
bukan?
Lalu buat apa kau masih disini?
Memupuk harapan?
Apa kau senang memperlakukan aku
seperti itu?
Aku yang kedinginan sendirian.
Tanpa hati yang bisa menghangatkan.
Kau justru tersenyum seakan semua
baik-baik saja.
Kau mengajariku, atau hanya
mengerjaiku?
Sepertinya sudah cukup untuk
pelajaranmu kali ini.
Kau bisa pergi.
Pergilah sejauh yang kau bisa.
Aku akan mengambil kembali hati ini.
Merawat sebisaku.
Karna sakitnya mungkin selamanya.
Setidaknya, jika suatu saat nanti.
Tiba dimasa hatiku pantas mendapatkan yang terbaik.
Keadaannya tak semenyedihkan ini.
Dan do'a yang bisa ku panjatkan pada Tuhan pemegang semesta.
Adalah kau tetap baik-baik saja.
Semoga karma lupa melaksanakan tugasnya.
Semoga kamu terus berbahagia.
Aku akan mengambil kembali hati ini.
Merawat sebisaku.
Karna sakitnya mungkin selamanya.
Setidaknya, jika suatu saat nanti.
Tiba dimasa hatiku pantas mendapatkan yang terbaik.
Keadaannya tak semenyedihkan ini.
Dan do'a yang bisa ku panjatkan pada Tuhan pemegang semesta.
Adalah kau tetap baik-baik saja.
Semoga karma lupa melaksanakan tugasnya.
Semoga kamu terus berbahagia.
Comments
Post a Comment