BERBAGI RASA : KEHENDAK TUHAN
Cahaya kekuningan menyeruak masuk.
Ke sela sela lubang yang mengandung benda bulat disana.
Mata.
Itu mata, dengan retina berwarna hitam legam.
Aku takut menatap matamu.
Begitu dalam.
Mengerikan.
Seperti menghujam tajam.
Perih hanya dengan tatapan.
Mata itu.
Seperti sumber air.
Dari ujung matanya.
Mengeluarkan cairan bening.
Kata mereka itu air mata.
Kenapa begitu pedih ketika setiap tetesnya jatuh.
Mengalir pelan diatas pipimu.
Kenapa?
Amarahmu begitu membuncah.
Kepada siapa kau arahkan amarahmu itu?
Kepadaku?
Maafkan aku.
Tatapanmu itu, seakan ingin menerkam.
Tapi air matamu justru meredam.
Aku pergi bukan karnamu.
Ini kehendak Tuhan.
Tuhan yang memisahkan kita.
Semesta tak merestui kita.
Ingin sekali aku memelukmu, seerat yang aku bisa.
Tapi ragamu begitu sulit ku sentuh.
Aku disini, disampingmu.
Menungguimu sejak jasadku melemah.
Mencoba menghapus air matamu sejak jiwaku mengambang seperti awan.
Kamu.
Terkasihku.
Kuatkan hatimu.
Kamu tak pernah sendiri.
Sampai kapan pun.
Aku tetap disini.
Memastikan kau bahagia.
Tanpaku, dengan kekasihmu yang baru kelak.
Membangun rumah tangga, yang seharusnya milik kita.
Membesarkan anak, yang seharusnya menjadi anak kita.
Dan menua bersama, yang seharusnya kita lakukan berdua.
Setiap orang akan pergi.
Termasuk aku.
Kita, tak selamanya saling menggenggam.
Dan kita tak selamanya saling bertatapan, seperti saat itu.
Ada kalanya semesta tidak berpihak.
Dan kamu, ingin atau tidak, harus mampu melalui itu.
Sayang.
Aku.
Sangat mencintaimu.
Comments
Post a Comment