BERBAGI RASA : TENTANG IKHLAS DAN MERELAKAN

Perkara mengikhlaskan, mungkin aku bukan ahlinya. Aku sangat payah saat berhadapan dengan ikhlas, aku selalu keberatan, tak ingin melepaskan, segala sesuatu yang menjadi milikku, harus tetap menjadi milikku, tak boleh ada yang merebutnya, termasuk Tuhan.

Sebegitunya aku terhadap sesuatu yang aku pikir adalah seutuhnya milikku, aku lupa bahwa sejatinya semua hanyalah pinjaman, Allah memeberikannya hanya untuk sementara, Allah ingin kita menjaganya hingga waktu yang ditentukan tiba, Allah akan ambil semuanya, semuanya punya Allah, aku tak punya apa-apa.

Menjadi sangat tak berdaya memang mengesalkan, aku hanya bisa memandang nanar sambil merelakan apa yang aku genggam akhirnya pergi, entah itu pergi untuk selamanya, atau pergi mencari pengganti, karna memang nyatanya, sesuatu yang hidup akan terus hidup, dan bukti dari hidup itu sendiri adalah bergerak, bergerak mengikuti cahaya matahari, energi, sumber kehidupan, dan anehnya matahari bagi manusia itu dapat berubah-ubah, jika saat itu aku adalah mataharinya, saat ini orang lainlah yang menjadi matahari itu.

Tanpa aku sadari, aku juga begitu, bergonti-ganti teman, yang dulunya kemana pun perginya selalu bersama, saat ini hanyalah sebatas penonton whatsapp story, atau yang lebih mengesalkan, bertemu hanya untuk menyampaikan kata "Hai" lalu dengan canggung berkata "Aku duluan ya". Ya memang begitu, semuanya terseleksi dengan sendirinya, seakan alam memiliki jalan cerita yang baik untuk kita dengan mengambil yang lama dan menggantinya dengan yang baru.

Ikhlas.
Yang awalnya menjadi kata yang paling aku benci, akhirnya menjadi jimat terkuat saat aku sedang lemah-lemahnya. Dunia ini kejam, dapat menyakiti siapa saja, tanpa tapi, tanpa alasan, tak peduli kau seburuk apa, tak peduli kau sebaik apa, dunia akan tetap kejam. Dan kata ikhlas menyelamatkannya, kata kejam berubah menjadi kata yang lebih enak didengar, ujian.

Aku mengatakan dunia ini adalah ujian, karna memang akan terus mengujimu, dunia menghardikmu bukan untuk menjatuhkanmu, sebenarnya begitu, kita hanya salah paham. Semakin dewasa aku mengerti kenapa dunia memberikan ujian yang lebih kepada orang tertentu, semata-mata karna orang itu lebih mampu, kau tak akan bisa berjalan dengan sepatunya, karna memang hanya dia yang muat dengan sepatu itu. Kadang kita berpikir kenapa Allah tega? Dan jawabanku saat ini adalah "Allah tega padanya karna Allah lebih mempercayainya, Allah lebih tak tega jika memberikan ujian seberat itu padaku", dan ku pikir suatu saat nanti, saat waktu dan ujian lebih mendewasakanku, jawaban dari pertanyaan itu akan berbeda.

Kalau menurutmu, jawabannya apa? Kenapa Allah tega?

Quote untuk hari ini "Apa pun yang terjadi, ikhlas adalah jawaban dari setiap pertanyaan". 

Related Posts

Comments

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete

Post a Comment

Total Pageviews

Popular Posts