NALA ADE : PART 3
Ini
sudah 2 jam setelah Ade mengirimkan pesan pernyataan cintanya, tapi Nala tak
kunjung bisa membalas pesan Ade. “Ini terlalu rumit” pikir Nala. Merubah status
sahabat menjadi pacar bukanlah hal mudah. Sangat banyak resiko yang harus
mereka tanggung jika ingin bersama sebagai kekasih, mereka harus bisa menerima
jika suatu hari nanti hubungan mereka putus, tidak ada lagi kata sahabat, semuanya
akan berubah. Lagi pun mereka juga sudah berjanji untuk sahabat selamanya, lalu
kenapa Ade justru mengirim pesan itu kepada Nala. Nala tak bisa membayangkan
bagaimana ekpresinya besok di sekolah jika bertemu dengan Ade. Pukulan kecil
setiap akan masuk kelas mungkin akan hilang.
Nala kembali membuka pesan Ade, kali
ini wajah Nala terlihat serius, dia sedang menimbang apakah harus menerima Ade
atau tetap menjadikan Ade teman baiknya. Nala mulai mengetik pesan balasan, pelan
pelan, huruf per huruf, Nala kembali membaca pesan yang akan dia kirimkan, dia
tak ingin ada typo atas jawaban pernyataan cinta Ade.
“Aku gak suka.” Pesan telah
terkirim.
Nala kembali nanar, kali ini dia
menatap dinding dengan tatapan kosong, ia tak menyangka akan mengirimkan pesan
itu ke Ade, Nala sudah bisa membayangkan bagaimana raut Ade saat ini, mungkin
dia bakal kena stroke jantung ringan gara-gara pesan penolakan ini. Pesan sudah
terkirim, beberapa menit kemudian disamping pesan sudah tampak 2 centang biru,
ini menandakan pesan sudah dibaca. Lalu tampak distatus Ade yang awalnya online
menjadi typing. Dia sedang membalasnya, Nala penasaran apa yang akan Ade balas.
Ini sudah 4 menit Ade typing. “Ni
orang ganteng mau nulis jurnal ya? Lama amat.” Kekeh Nala. Ponsel Nala
bergetar, notifikasi pesan dari Ade, cepat-cepat nala membuka pesan dari
sahabatnya itu.
“:(”
Nala mengenyitkan matanya melihat pesan Ade,
menunggu 4 menit typing cuma ini yang ade kirim. Yang benar saja. Nala cepat-cepat
membalas pesan ade, kali ini nala mengetiknya dengan cepat, tanpa pikir panjang
dia langsung mengirimkan pesan itu ke ade.
“Praaaaaannkkk!!! Yaelah muke lu
cemberut gitu! Sini jadi pacar gue, gue bikin lo seneng.”
“Gila lu ya Nay, gue nembak malah lu
prank.”
Tawa nala pecah malam itu, dia ingin
teriak tapi sudah larut malam, “ya ampun dengkul gue lemes, pengen tereak ntar
dikira kunti!”. Nala berpikir mungkin ini yang terbaik untuk saat ini, menerima
cinta Ade, toh Nala juga mencintai ade, nala ingin membuat hubungan yang lebih
dari persahabatan ini akan tetap seperti ini, pacaran rasa teman.
Malam
itu pesan dari Ade terus berlanjut, Nala tak henti-hentinya cekikikan membaca
pesan ade yang sebal karna pernyataan cintanya malah berbalas prank dari Nala. Suara
ketikan dan getaran ponsel nala menjadi penghantar tidurnya, nala tak sabar
ingin bertemu ade besok disekolah, dengan status yang berbeda, nala berharap
hari-harinya di sekolah bersama ade menjadi lebih berwarna.
Baca Nala Ade : Part 1 here
Baca Nala Ade : Part 2 here
Baca Nala Ade : Part 4 here
Suka sama sahabat bukan lah suatu hal yang buruk, Kuta lebih mengenal dia
ReplyDeleteTpi iya resikonya lumayan jika hubungan kekasih itu berantakan
nn_nh iya bener banget :) susah susah senang, karna yang namanya hubungan, sekalinya rusak, rasanya gak akan pernah sama, setuju gak nih?
Deletekocak😂😂 ga bisa di tebak, ta
ReplyDeletefighting yo~
tengkyu ya kawaaan hahaha
Delete